Selasa, 26 Maret 2013

alfiyah erry



Pada dasarnya  Allah menciptakan sesuatu itu berpasang-pasangan seperti Allah menciptakan langit dengan bumi, laki-laki dengan  perempuan dsb. Seperti dalam firmannya Allah swt dalam surat An-nisa ayat 1 yang berbunyi :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
 
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya, Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak”.
Begitu juga dalam ilmu nahwu, ada mubtada ada khobar, ada fiil ada fail, dan ada syarat ada juga jawab mari kita bahas…..!!!
Dalam kitab Alfiyah Ibnu Malik bait ke 705 itu menjelaskan syarat dan jawab syarat yang berbunyi :
                           والشرط يغنى عن جواب قد علم # والعكس قد يأتى ان المعنى فهم  
Syarat itu tidak butuh pada jawab yang sudah diketahui dan sebaliknya artinya terkadang jawab tidak butuh pada syarat apabila maknanya itu sudah dipaham (dimengerti).
والشرط يغنى عن جواب قد علم          
Syarat itu tidak butuh pada jawab yang sudah diketahui contoh seperti yang terdapat dalam firmannya Allah swt                                                      : فَاِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِى اْلاَرْضِ أَوْ سُلَّمًا فِى السَّمَاءِ... الأية
Artinya : Jika kamu mampu untuk membuat lobang kedasar bumi atau membuat tangga keatas langit  dan kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka ( maka lakukanlah).
Mahalu syahid lafadz  فَاِنِ اسْتَطَعْتَ   itu merupakan syarat yang tidak butuh dengan adanya jawab yang sudah diketahui dengan korenah, yang takdirnya  اي فافعل
Dalam ayat ini diceritakan bahwa , orang-orang musyrik mekah pernah meminta kepada nabi muhamad saw agar didatangkan kepada mereka mukjizat  dan mereka berjanji akan beriman jika permintaan mereka dipenuhi. Dan Allah menyatakan kepada nabi muhamad saw jika nabi muhamad merasa berat orang-orang musyrik berpaling dari agama Allah dan mereka mengajukan permintaan yang beraneka ragam  agar mereka beriman. Dan jika nabi muhamad ingin mengabulkan tuntutan mereka maka Allah menyuruhnya untuk membuat lobang didasar bumi atau membuat tangga ke atas langit untuk mendapatkan apa yang mereka minta, tentu saja nabi muhamad tidak dapat melakukannya.
Dan Syarat tidak butuh pada jawab itu terkadang wajib, ketika syarat didahului oleh lafadz yang menjadi jawab dalam maknanya, seperti contoh : وَاَنْتُمُ اْلأَعْلَوْنَ  اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْـنَ                       
Artinya : “Dan kalian semua dalah orang-orang yang luhur derajatnya jika tergolong dari orang-orang yang beriman.
Mahalu syahid lafadz   اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْـنَ  ini adalah syarat yang tidak butuh pada jawab, dalam hal ini itu wajib. Karena terdapat lafadz yang sebelumnya yang menjadi jawab dalam maknanya . yang taqdirnya :
قَاَنْتُمُ اْلأَعْلَوْن  jawab tersebut dibuang karena menganggap cukup dengan adanya lafadz yang sebelumnya syarat.
            
 والعكس قد يأتى ان المعنى فهم          
“ Dan sebaliknya artinya jawab tidak butuh pada syarat ketika maknanya sudah dipaham , namun hal ini sedikit terjadi. Contoh seperti dalam syair :
                               فَطَلِّقْهَا فَلَسْتَ لَهَا بِكُفْءٍ # وَاِلاَّ يَعْلُ مَفْرِقَكَ الْحِسَامُ
“ Talaklah dia!, engkau bukanlah sepadan dengannya , apabila tidak , niscaya pedang tajam akan membelah kepala mu”.
Mahalu syahid lafadz يَعْلُ   ini merupakan jawab yang tidak butuh dengan adanya syarat, dengan bukti adanya lafadz yang dibuang  yaitu lafadz   تَطَلِّقْهَا   . yang taqdirnya :                                          وَاِلاَّ تَطَلِّقْهَا يَعْلُ مَفْرِقَكَ الْحِسَام    
“ Talaklah dia!, engkau bukanlah sepadan dengannya , apabila tidak (engkau talak dia), niscaya pedang tajam akan membelah kepala mu”.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar